Dalam suasana penuh khidmat dan reflektif, Sekolah Bhakti Prima kembali mengadakan kegiatan Jalan Salib sebagai bagian dari rangkaian perayaan Prapaskah tahun ini. Kegiatan yang melibatkan siswa, guru, dan staf ini menjadi momen penting untuk menumbuhkan iman serta menanamkan nilai-nilai kasih, pengorbanan, dan pengampunan di dalam kehidupan sehari-hari.
Jalan Salib yang dilaksanakan di lingkungan sekolah, menghadirkan 14 perhentian yang menggambarkan setiap langkah penderitaan Yesus Kristus menuju Kalvari. Setiap perhentian dibacakan secara bergiliran oleh siswa, diiringi doa dan lagu rohani yang menambah kekhusyukan suasana. Beberapa siswa juga terlibat dalam dramatiasi singkat di tiap perhentian, yang membantu visualisasi dan pemahaman makna setiap peristiwa dalam Jalan Salib.
Dengan mengenakan pakaian sederhana dan membawa salib secara bergiliran, para peserta diajak untuk ikut merasakan beban salib Yesus—tidak hanya secara simbolik, tetapi juga secara spiritual. Refleksi pada setiap perhentian menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan ini, setiap orang memiliki "salib" yang harus dipikul. Namun, seperti Yesus, kita dipanggil untuk tetap setia, sabar, dan mengandalkan kekuatan dari Tuhan.
Kepala Sekolah SD Katolik Bhakti Prima, Ibu Anastasia Suartanti, S.Pd yang akrab di panggil Ibu Anas dalam sambutannya mengatakan, “Melalui Jalan Salib, kami berharap para siswa tidak hanya belajar tentang kisah sengsara Kristus, tetapi juga mengalami sentuhan kasih-Nya secara pribadi. Ini adalah bagian dari pendidikan karakter yang berakar pada iman.”
Selain menjadi bentuk devosi, kegiatan ini juga mengajarkan pentingnya empati, kepedulian terhadap sesama, serta kepekaan terhadap penderitaan orang lain. Jalan Salib bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi kesempatan untuk merenung dan berubah menjadi pribadi yang lebih penuh kasih dan peduli.
Dengan hati yang tersentuh dan jiwa yang dikuatkan, seluruh keluarga besar Sekolah Bhakti Prima menutup kegiatan Jalan Salib dengan doa bersama, memohon agar semangat pengorbanan Kristus terus hidup dalam diri setiap pribadi, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.